Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Tarian Liar Naga Sakti - 354

$
0
0
Cerita Silat | Tarian Liar Naga Sakti | by Marshall | Tarian Liar Naga Sakti | Cersil Sakti | Tarian Liar Naga Sakti pdf

Pendekar Gila - Istana Berdarah Pengemis Binal - Tabir Air Sakti Pendekar Rajawali Sakti - 151. Pendekar Pedang Bayangan Kisah Para Naga di Pusaran Badai 2 - Pertempuran di Gunung Siong San Pendekar Mabuk - Titisan Ilmu Setan

t Liang Mei Lan dan Duta Agung Kiang Ceng Liong suami-istri dalam rombongan tersebut. Hal yang menghadirkan pertanyaan besar di kalangan para pendekar karena tidak bertemu dan tidak melihat kehadiran tokoh yang paling mereka tunggu itu. Tetapi mereka cukup terhibur karena melihat Nenggala yang juga sudah menanam nama yang sangat harum di Tionggoan. Nenggala memang lebih kalem dan lebih banyak istrinya Li Hwa yang meladeni orang untuk bertutur sapa dan menyapa banyak orang yang hadir menyambut mereka dengan tepukan dan dukungan yang luar biasa.
  Dan menjelang sore hari, rombongan lain yang merupakan wakil dan utusan dari banyak perguruan kecil juga muncul dan melewati jalanan. Dan termasuk juga yang bergabung dalam rombongan ini beberapa perguruan keluarga yang cukup terkenal, baik dari Kang Lam, Se Chuan dan beberapa perguruan keluarga lainnya. Daya tarik pibu sekali ini benar-benar bagaikan magnet berdaya tarik besar, karena mampu untuk menarik dan mendatangkan banyak sekali perguruan baik perguruan besar, menengah maupun perguruan kecil sekalipun. Bahkan, beberapa perguruan yang tertutup dan menutup diri sekalipun ada yang mengirimkan perutusan atau wakilnya. Juga beberapa Benteng maupun Lembah yang memiliki nama besar dan misterius, juga mengirim wakil meski kurang dapat dikenali, apakah tokoh utamanya atau sekedar wakil.
  Boleh di bilang, pada 2 hari menjelang pibu, Rimba Persilatan Tionggoan tumplek di Pegunungan Beng san, khususnya di Ang In Kok dan Ang In San.
  Ratusan bahkan ribuan pendekar, nyaris semua perguruan besar dan menengah, perguruan keluarga, Benteng, Lembah, pendekar kelana dan kelompok persilatan lain tumplek disana. Entah magnet apa yang menarik mereka. Mungkin karena gengsi dan pertaruhan antara Persia dan Tionggoan yang membuat semua orang merasa tertarik dan terpanggil untuk datang dan memberi dukungan. Tentunya dukungan kepada pihak Tionggoan yang akan dipimpin langsung oleh Duta Agung Kiang Ceng Liong yang namanya kini berkibar tinggi di angkasa raya.
  Daya tarik lainnya tentu saja adalah Duta Agung yang masih muda dan sudah mencatatkan sejumlah pertarungan yang sangat legendaris dan membuatnya ditempatkan di tempat yang sangat terhormat.
  Tetapi, sementara semua orang menunggu kedatangan Kiang Ceng Liong, Duta Agung yang kini sangat dihormati orang tersebut, sedikit yang tahu jika Ceng Liong bersama dengan Mei Lan, sudah berada di Markas Bengkauw. Mereka sudah berada di Ang In Kok kecuali Souw Kwi Song yang belum nampak kehadirannya. Dan mereka sudah berlatih bersama bahkan sebelum para pendekar mulai bergerombol di jalanan menuju Ang In San dan Ang In Kok. Sekali ini Kiang Ceng Liong secara khusus juga membawa serta murid resminya, Li Gi yang baru berusia 8 tahun. Entah pertimbangan atau latar apa, tetapi kehadiran murid resminya ini jarang diketahui orang, kecuali sahabat-sahabat mereka. Tetapi sejak kedatangannya, Ceng Liong dan Mei Lan nyaris tidak pernah telrihat berada di luaran, kecuali Li Gi yang pagi dan sore hari berlatih di halaman rumah tempat Ceng Liong dan Mei Lan beristirahat.
  Ketika rombongan Nenggala dan kawan-kawan menyusul datang, Ceng Liong justru lebih banyak bersama dengan Barisan 6 Pedang. Entah apa yang mereka diskusikan dan bicarakan. Tetapi, bukannya menjaga keamanan di luar rumah istirahat Ceng Liong, justru ke-enam orang ini selalu samadhi dan berdiskusi dengan Ceng Liong. Esoknya, keenam orang itu terlihat berlatih dan berlatih, sesekali mereka menemani Li Gi yang juga berlatih disana. Dengan demikian, orang yang ditunggu para pendekar di luar sana, justru sudah berada bersama dengan tuan rumah menantikan pibu yang akan berlangsung beberapa hari ke depan.
  Dan malam terakhir, ketika pibu akan berlangsung esok harinya, baru datang Souw Kwi Song. Sekali ini, dia tidak datang melalui jalanan resmi, melainkan melalui jalanan khusus yang hanya mampu dilewati tokoh-tokoh berkepandaian tidak lumrah manusia.
  Kedatangannya sangat tepat ketika Duta Agung Ceng Liong memimpin pertemuan dengan kawan- kawannya, tepatnya di tengah pertemuan persiapan pibu esok harinya. Disana hadir Kiang Ceng Liong dan istrinya Liang Mei Lan, kemudian Liang Tek Hoat dan istrinya Siangkoan Giok Lian, kemudian Nenggala dan Kiang Li Hwa. Pertemuan itu merupakan lanjutan pertemuan siang harinya ketika Kauwcu Bengkauw menjamu tamu-tamu Tionggoan, khususnya tokoh- tokoh puncak untuk sebuah perundingan. Jamuan tersebut sebetulnya diikuti oleh tokoh-tokoh puncak perguruan, yang dilanjutkan dengan perundingan terbatas yang diikuti tokoh-tokoh puncak belaka.
 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423


<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>