Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Tarian Liar Naga Sakti - 357

$
0
0
Cerita Silat | Tarian Liar Naga Sakti | by Marshall | Tarian Liar Naga Sakti | Cersil Sakti | Tarian Liar Naga Sakti pdf

Pendekar Rajawali Sakti - 150. Orang-Orang Atas Angin Pendekar Rajawali Sakti - 152. Istana Goa Darah Wiro Sableng 6 - Pendekar Terkutuk Pemetik Bunga Wiro Sableng 21 - Neraka Puncak Lawu Pendekar Rajawali Sakti - 153. Pemuas Nafsu Iblis

an), Asha Vahista memiliki 4 (empat) orang murid, dengan kedudukan mereka masing-masing: Topeng Hitam, Topeng Merah, Topeng Putih dan Topeng Emas. Keempatnya memiliki kemampuan yang nyaris sama dan merata dengan sedikit kelebihan dimiliki si Topeng Emas yang kemungkinan adalah Murid Utama dari Asha Vahista itu ……. ”
  ”Ohhhh, jadi Asha Vahista tokoh Persia itu memiliki 4 orang murid ….”? Tak tertahan Siangkoan Tek kembali bertanya ”Benar locianpwee … Asha Vahista menegaskan bahwa pibu ini terbagi 5 babak dengan memasukkan dirinya sebagai salah satu diantara muridnya sehingga genap menjadi 5 babak. Jika Asha Vahista sudah melawanku dalam babak yang lain, maka masih ada 4 babak lain yang harus kita isi. Topeng Hitam, Topeng Merah dan Topeng Putih memiliki tingkat kemampuan yang tidak kalah dari Lamkiong Li Cu, Lamkiong Sek dan Naga Pattynam, kemampuan mereka sedikit saja di bawah 4 Manusia Dewa Tionggoan. Maka, kita dapat membayangkan kehebatan tokoh-tokoh yang dibawah oleh Bengkauw Persia ini …….. karena itu, maka cayhe mengusulkan Siangkoan Giok Lian akan mewakili Bengkauw Tionggoan melawan si Topeng Hitam. Dalam kedudukan dan posisi mereka saat ini, maka peluang menang dan kalah masih sulit untuk dapat dikatakan, karena peluang keduanya nyaris sama. Terus terang harus kukatakan bahwa dalam keadaan normal, maka pihak kita tidak akan kalah di babak ini, meski juga untuk menang sangatlah sulit ……”
  “Acccchhhh engkau menempeli emas di mukaku Duta Agung ……..” terdengar suara dari Siangkoan Giok Lian menyela, meskipun dia sendiri sama seperti kakeknya yang adalah Kauwcu Bengkauw senang dengan kepercayaan Ceng Liong.
  ”Faktanya memang demikian Lian moi …….” Jawab Ceng Liong tegas sambil melirik Siangkoan Giok Lian yang tersipu senang. Sebentar saja Ceng Liong memandang dan melirik karena sudah langsung lanjut berkata:
  ”Jago kedua mereka dengan kemampuan yang tidak jauh berbeda adalah si Topeng Merah. Berdasarkan pibu sebelumnya di Puncak Hui Gan Hong, maka lawan yang cukup pantas untuk menandinginya dengan peluang menang dan kalah hampir sama dengan babak sebelumnya adalah dari Siauw Lim Sie, Thian Ki Hwesio atau saudara Souw Kwi Song jika Thian Ki Hwesio atau Souw hengte bisa tiba tepat waktunya. Dengan posisi saat ini, maka sama seperti babak sebelumnya, Thian ki Hwesio atau Kwi Song mesti berjuang sangat keras untuk memenangi babakan ini, tetapi kelihatannya peluang untuk seri alias tidak ada yang menang dan kalah lebih besar.
  Bukan apa-apa, karena mereka kelak akan mengandalkan kekuatan iweekang untuk saling merebut kemenangan dalam babak ini, dan keduanya memiliki kemampuan yang hebat. Sekali lagi, babak kedua ini, cayhe mengusulkan Thian Ki Hwesio atau Souw Kwi Song dari Siauw Lim Sie yang akan maju mewakili kita semua …..”
  ”Amitabha ……. sudah tepat ….. sudah tepat …..
  siancay”
  Tetapi karena waktu itu baik Thian Ki Hwesio maupun Souw Kwi Song belum tiba di Pegunungan Bengsan, maka posisi mereka masih belum pasti benar. Jikapun mereka tidak datang tepat pada waktunya, maka Non Kwan Hong Li dari Pulau Awan Putih akan dapat menggantikan posisi mereka berdua.
  “Dan di babak selanjutnya, kita akan melawan si Topeng Putih, yang jika kemampuan tokoh ini masih seperti waktu yang lalu, maka kita memiliki peluang menang dan kalah yang juga sama besarnya. Adalah Liang Tek Hoat dari Kaypang yang akan cayhe ajukan untuk melawan si Topeng Putih. Keduanya memiliki kekuatan panas yang akan diadu untuk melihat siapa yang lebih hebat ……. tetapi, semoga dengan keunggulan tipis Tek Hoat kita memenangkan babak ini ……”
  ”Benar …… benar, siauw sute tepat sekali mewakili kita di babak ini ….. hahahaha” berkata Ciu Sian Sin Kay, Pangcu Kaypang yang gembira karena ada wakil Kaypang yang akan ikut bertarung membela Tionggoan.
  ”Engkau terlampau memuji Liong ko ……” desis Tek Hoat yang seperti Giok Lian juga gembira karena mendapat tempat di pibu bersejarah itu.
  “Ðan tokoh terakhir, sedikit melebihi ketiga tokoh yang lain, namun bukan dalam urusan kekuatan tetapi dalam kecerdikan adalah si Topeng Emas.
  Dalam pertempuran dahulu tokoh ini bertugas menyadap kemampuan tokoh-tokoh kita, karena itu dia dipastikan memiliki kecerdikan yang hebat.
  Menimbang persoalan itu, maka kita membutuhkan kematangan dalam menghadapi dan mengantisipasi kehebatan tokoh ini. Untuk saat ini, perkenankan cayhe mengusulkan Nenggala dari Lembah Pualam Hijau sekaligus juga mewakili Thian San Pay selaku pewaris Kakek Dewa Pedang. Sebagai cucu murid Kolomoto Ti Lou dan pewaris ilmu dahsyat Kakek Dewa Pedang, maka mestinya saudara Nenggala memiliki modal lebih dari cukup untuk menandingi dan menetralisasi keunggulan si Topeng Emas yang hebat itu. Kecerdikannya akan dapat ditandingi dengan kematangan saudara Nenggala, sehingga untuk kalah di babak ini rasanya sulit, meski untuk menang juga sama susahnya. Artinya, pada babak inipun kedudukan dan posisi kita dibandingkan dengan Bengkauw Persia masih tetap sama-sama memiliki peluang menang dan kalah ………………..”
  ”Omitohud ……… tepat, tepat sekali ……… tetapi Duta Agung, apakah wakil dari Bu Tong Pay kami, siauw sumoy kami tidak akan maju …..”? bertanya Thian Hoat Todjin yang adalah Ciangbudjin Bu Tong Pay sekaligus kakak seperguruan Mei Lan.
  ”Thian Hoat Ciangbudjin, menyesal sekali karena alasan kesehatan maka sekali ini Lan moi tidak akan ambil bagian …… karena ….. karena …… dia sedang hamil muda…”
  ”Omitohud …… kionghi …… kionghi siauw sumoy …….”
  Dari penasaran Ciangbudjin Bu Tong Pay menjadi senang dan bahagia mendengar Liang Mei Lan, anak yang dahulu dididik dan disayanginya seperti anak sendiri sudah hamil muda. Memang begitu adanya, dimasa kecilnya, adalah Sian Eng Cu Tayhiap yang kemudian masuk jadi pendeta merubah nama menjadi Thian Hoat Todjin sebagai murid kedua Wie Tiong Lan yang mengasuh dan mendidik Mei Lan.
  Karena itu, hubungan keduanya melebihi hubungan Kakak dan Adik seperguruan belaka, melainkan mirip hubungan ayah dan anak angkat. Betapa gembiranya Thian Hoat Todjin dengan kabar itu …..
  “Terima kasih ciangbudjin suheng ……” jawab Mei Lan dengan senyum bahagia, sambil memandang Thian Hoat Todjin dengan mata penuh ucapan syukur dan ucapan terima kasih. Dan memang, Mei Lan sendiri terhitung sangat manja kepada ji suhengnya ini selama dalam masa pendidikan.
  Bukan hanya Thian Hoat Todjin, tetapi banyak orang yang hadir di ruangan tersebut yang memberi selamat akan kabar gembira bahwa Duta Agung akan punya penerus dalam waktu dekat. Tetapi, ucapan ikut bergembira itu sebentar saja, karena memang suasana pertemuan adalah persiapan untuk Pibu esok hari. Setelah ulasan-ulasan dan alas an yang dikemukakan Ceng Liong, maka akhirnya disepakati Ceng Liong akan memimpin pibu Tionggoan melawan Persia besoknya. Sementara siapa-siapa yang akan maju nantinya akan ditentukan langsung olehnya, termasuk menetapkan siapa yang akan menggantikan Thian Ki Hwesio atau Souw Kwi Song jika keduanya tidak muncul sampai pada waktunya besok.
 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423


<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>