Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Pangeran Dari Kegelapan - 17

$
0
0
Cerita Silat | Pangeran Dari Kegelapan | Serial Pendekar Rajawali Sakti | Pangeran Dari Kegelapan | Cersil Sakti | Pangeran Dari Kegelapan pdf

Pengemis Binal - Tabir Air Sakti Pendekar Rajawali Sakti - 151. Pendekar Pedang Bayangan Kisah Para Naga di Pusaran Badai 2 - Pertempuran di Gunung Siong San Pendekar Mabuk - Titisan Ilmu Setan Pendekar Mabuk - Gundik Sakti

.
  "Syukurlah kalau benar begitu. Hm.... Nama Malaikat Tongkat Maut tidak akan pernah hilang dari benakku. Kau membunuh keluargaku, membunuh anak istriku. Serta, merusak mukaku! Aku akan membalasnya sampai tuntas, berikut bunga-bunganya!" desis Pangeran dari Kegelapan.
  "Kalian adalah keluarga bajingan! Dan kau mendidik istri dan anakmu dengan cara salah. Kau suruh mereka merampok, membunuh, dan mengganggu setiap orang. Persis apa yang kau lakukan sekarang. Kalian memang bajingan, Karta! Dan sedikit pun aku tidak menyesal akan apa yang telah kulakukan terhadapmu. Hm, sungguh menyesal kala itu aku tidak langsung membunuhmu!" sahut tokoh yang ternyata bergelar Malaikat Tongkat Maut.
  'Tidak usah banyak mulut! Sekarang ten-tukan saja, siapa di antara kita yang akan mati hari ini!" timpal Pangeran dari Kegelapan yang bernama asli Kartawijaya.
  "Kau boleh mulai!"
  Tanpa banyak bicara lagi, Pangeran dari Kegelapan melompat secepat kilat menyerang.
  "Huh!"
  Trang! Bet!
  Tongkat Pangeran dari Kegelapan berkelebat menyambar. Namun, Malaikat Tongkat Maut tidak kalah gesitnya menghindar dan sesekali menangkis. Bahkan kini mulai balas menyerang. Dan setiap kali tongkat mereka saling beradu, terlihat pijaran bunga api. Ini menandakan kalau kedua tongkat itu terbuat dari bahan logam kuat atau baru yang amat keras.
  "Yeaaa...!"
  Tubuh Pangeran dari Kegelapan mencelat ke sana kemari. Dia berusaha mendesak Malaikat Tongkat Maut secepat mungkin. Sehingga dalam waktu singkat Malaikat Tongkat Maut mulai keteter.
  "Huh! "
  Malaikat Tongkat Maut mengkertak rahang. Lalu tubuhnya mencelat ke belakang. Ternyata Pangeran dari Kegelapan tidak berusaha menyusul, seperti membiarkan si Malaikat Tongkat Maut mengeluarkan jurus baru yang bisa diandalkan.
  "He he he...! Mau menggunakan jurus 'Tongkat Maut Menyapu Bulan ? Kau akan menyesal di akherat sana bila menyadari kalau semua ilmu silatmu hanya seujung kuku!"
  "Huh! Kau boleh tertawa sepuas hatimu! Tapi setelah kepalamu berpisah dari tubuh, baru tawamu terhenti!" dengus Malaikat Tongkat Maut seraya melompat menerjang.
  Trang! Tring!
  Tongkat Malaikat Tongkat Maut menyambar Pangeran dari Kegelapan cepat mengincar leher. Namun, mendadak berbelok mencecar dada. Lalu, secepat kilat berpindah menyambar perut. Sehingga apa yang disebutnya sebagai jurus 'Tongkat Maut Menyapu Bulan 039; sebagai jurus andalan, bukanlah omong kosong. Hanya saja, Malaikat Tongkat Maut kini ketemu batunya. Biasanya jurus itu bisa diandalkan. Bahkan jarang ada tandingannya. Dan kali ini, kelihatan sama sekali tidak berguna.
  Pangeran dari Kegelapan bukan saja mampu menghidar atau menangkis, namun juga mampu mencari titik kelemahan jurus Malaikat Tongkat Maut. Sehingga, dengan mudah pertahanan musuh bebuyutannya itu terdesak. Dan kini, Malaikat Tongkat Maut tampak kewalahan.
  "Heaaa...!"
  Trang! Wut!
  Malaikat Tongkat Maut menerjang disertai bentakan keras. Tongkatnya yang berada di tangan kiri dan ternyata juga berisi pedang kecil tipis itu menyambar ke arah leher.
  Pangeran dari Kegelapan cepat menunduk ke belakang. Tangan kanannya juga cepat mencabut sebilah pedang kecil dari tongkatnya dan terus menyambar dada.
  "Hup!"
  Malaikat Tongkat Maut mencelat ke samping, menghindari pedang tipis Pangeran dari Kegelapan. Namun pedang kecil yang berada dalam tongkat Pangeran dari Kegelapan terus menyambar ke arah tengkuk. Dan...
  Cras!
  Malaikat Tongkat Maut tidak sempat menjerit. Kepalanya kontan putus dipapas senjata Pangeran dari Kegelapan.
  Trek!
  Bruk!
  Tepat kebka pedang tipis Pangeran dari Kegelapan kembali masuk ke dalam warangka, tubuh Malaikat Tongkat Maut ambruk dengan darah segar menyembur dari pangkal lehernya.
  Pangeran dari Kegelapan berdiri tegak mem-perhatikan sambil mendengus sinis.
  "Satu kesalahan besar yang kau lakukan terhadapku, Kunyuk! Aku berusaha meniru senjatamu sampai hal sekecil-kecilnya. Dan kau kira aku tidak tahu siasatmu dalam mengeluarkan pedang dari tongkat itu? Kini kau boleh mengutukku dari akherat sana. Tapi, aku tidak peduli. Kau telah mampus di tanganku. Terbalaslah sudah dendamku meski kematianmu terlalu cepat!"
  Meski terasa puas, namun tidak seperti yang terlihat. Pangeran dari Kegelapan masih berdiri di dekat mayat lawannya seraya sesekali mendesah kesal. Kematian lawannya memang terlalu cepat dan di luar rencananya. Dia tidak menginginkan ke matian Malaikat Tongkat Maut secepat itu, me-lainkan kematian secara perlahan-lahan. Namun amarah terlalu meluap saat melihat kesempatan di depan mata. Maka langsung dipancung kepala Malaikat Tongkat Maut.
  Pangeran dari Kegelapan menarik napas sesak, lalu berpaling. Dan dia melihat para prajurit kerajaan yang tinggal sedikit lagi, tunggang-langgang menyelamatkan diri dari tempat ini. Pangeran dari Kegelapan tidak mempedulikannya dan terus saja melangkah meninggalkan tempat ini.
 
  ***
 
  Menjelang lewat tengah hari, Rangga dan Nirmala memasuki sebuah desa. Penduduknya cu- kup ramai dan kelihatan tenang. Keduanya mampir ke sebuah kedai. Tidak banyak orang yang berada di dalamnya. Hanya dua orang lelaki yang tengah asyik berbincang-bincang, serta seorang laki-laki lain yang duduk agak ke pojok. Mereka berdiri mengambil tempat yang tidak jauh dari pintu depan.
  "Mau makan apa, Kisanak...?" tanya seorangpelayan.
  Rangga menyebutkan pesanannya. Demikian pula Nirmala. Pelayan kedai itu segera berlalu untuk menyiapkannya.
  "Apakah kau yakin dia akan melewan desa ini?" tanya gadis itu dengan nada sungguh-sung-guh.
  "Tidak. Tapi, tempat ini merupakan desa ter-dekat setelah terakhir dia membunuh prajurit-prajurit kerajaan… "
  "Tempat ini tidak jauh dari istana kerajaan. Apakah menurutmu para prajurit kerajaan akan mengejarnya ke sini?"
  "Mungkin saja."
  "Dari mana mereka menduga kalau iblis itu akan melewati des

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423


<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>