Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Pangeran Dari Kegelapan - 19

$
0
0
Cerita Silat | Pangeran Dari Kegelapan | Serial Pendekar Rajawali Sakti | Pangeran Dari Kegelapan | Cersil Sakti | Pangeran Dari Kegelapan pdf

Pengemis Binal - Tabir Air Sakti Pendekar Rajawali Sakti - 151. Pendekar Pedang Bayangan Kisah Para Naga di Pusaran Badai 2 - Pertempuran di Gunung Siong San Pendekar Mabuk - Titisan Ilmu Setan Pendekar Mabuk - Gundik Sakti

7
 
  Dua orang yang berada paling depan melangkah mendekati laki-laki gembel itu. Mereka adalah Ki Sapta Wiguna dan Ki Karmapala. Selama ini mereka berdua dikenal sebagai sesepuh para prajurit kerajaan. Sebab, banyak murid mereka yang menjadi prajurit kerajaan, ataupun yang menjadi pelatih ketangkasan dalam ilmu kanuragan dan ke digdayaan lainnya.
  Ki Sapta Wiguna terkenal ahli memainkan pedang yang termashur. Sedangkan Ki Karmapala sangat ahli menggunakan tombak. Dan sesungguhnya, mereka berdua adalah dua saudara seperguruan. Perbedaan usia mereka pun tidak menyolok. Ki Sapta Wiguna berusia lima puluh tahun, sedang Ki Karrnapala berusia sekitar empat puluh tujuh tahun.
  Bersama para prajurit Kerajaan Pringsewu mereka bersiap menyerang gembel bertopi lebar itu. Agaknya kedua orang tua ini menyadari kalau musuh yang dihadapi tidak bisa dianggap enteng. Berita apa yang terdengar belakangan ini tentang kematian tokoh-tokoh silat di tangan orang itu, telah membuktikan kalau tokoh berjuluk Pangeran dari Kegelapan ini memiliki kepandaian hebat. Sehingga, mereka terpaksa merencanakan sesuatu dalam penyerangan kali ini.
  "Kaukah Pangeran dari Kegelapan itu? " tanya Ki Sapta Wiguna, datar.
  "Kau tengah bicara dengannya!"
  "Bagus! Kau tahu, apa kesalahanmu sehingga kami datang ke sini?"
  "Huh! Kau kira aku bersalah terhadap kalian? Tidak! Sekali-sekali tidak pernah aku merasa bersalah terhadap kalian!"
  "Kau telah membunuh Empu Satyawaraga. Bahkan entah berapa rakyat tidak berdosa menjadi korbanmu. Maka, hari ini sudah sepatutnya kau mendapat hukuman!" tegas Ki Sapta Wiguna lantang.
  "Ha ha ha ..! Segala kunyuk busuk datang hendak mengadiliku. He, Kunyuk! Enyahlah dari hadapanku, sebelum kalian menyesal. Sebab bila kalian memaksa, maka aku tidak segan-segan mengirim ke akherat!" sahut tokoh yang memang Pangeran dari Kegelapan, jumawa.
  "Sombong! Iblis keparat, dosamu telah lewat takaran! Bila kau tidak menyerah, maka terpaksa kami membunuhmu!" umpat Ki Karmapala, men-dengus sinis.
  "Ha ha ha. .! Besar juga nyalimu, Kunyuk! Aku telah memperingatkan. Dan ternyata, kalian memang orang yang keras kepala. Maka berdoalah sebelum malaikat maut menjemput...!"
  "Huh! Keparat sombong ini semakin membuat perutku mual saja, Kakang! Sebaiknya kita ringkus saja dia sekarang!" dengus Ki Karmapala semakin gemas mendengar ucapan Pangeran dari Kegelapan.
  "Ya! Aku pun berpikir begitu. Pimpinlah seba-gian pasukan, sementara aku akan memimpin pasukan yang lain," sahut Ki Sapta Wiguna.
  "Baik, Kakang!"
  Kedua sesepuh Kerajaan Pringsewu ini membagi pasukan menjadi dua bagian. Dan mereka bersiap menyerang.
  "Ringkus dia!" sentak Ki Karmapala, memberi perintah.
  "Yeaaa...!"
  Beberapa prajurit melompat menyerang. Saat yang sama, beberapa prajurit lain di bawah pimpinan Ki Sapta Wiguna menyerang dari arah yang berlawanan.
  "Hup!"
  Pangeran dari Kegelapan melompat ke atas. Namun saat itu juga, beberapa utas tambang melesat, berusaha menjerat kedua kaki, pinggang, dan leher. Gembel bertudung lebar itu mendengus sinis, dan cepat mengibaskan tongkatnya.
  Tes! Tes!
  Tambang- tambang itu kontan putus ditebas ujung tongkat Pangeran dari Kegelapan. Namun serangan lain telah menunggu dari regu pemanah yang memang sejak tadi telah dipersiapkan.
  "Mampusss...! "
  Set! Set!
  Trak! Tak!
  Pangeran dan Kegelapan tidak kalah gesit untuk menghindar dan menangkis belasan batang anak panah yang melesat ke arahnya. Tongkatnya berkelebat menghantam. Maka anak panah-anak panah itu berpatahan dan jatuh tanpa mampu menyentuh sasaran.
  "Heaaa….!"
  Baru saja Pangeran dari Kegelapan mematah- kan serangan regu pemanah, kedua orang tua yang memimpin pasukan Kerajaan Pringsewu melompat. Mereka menyerang bersamaan dengan senjata di tangan. Sedangkan para prajurit ikut mengeroyok dengan mengincar kelemahan lawan.
  Trang! Bet!
  "Uts!"
  Sejauh ini, Pangeran dari Kegelapan masih mampu mengimbangi serangan dengan mantap. Tongkatnya sesekali menangkis, dan balas menyerang ganas.
  Namun sejurus kemudian, Pangeran dari Kegelapan membentak nyaring. Lalu, tubuhnya berputar, dan mencelat ke arah para prajurit Kerajaan Pringsewu.
  "Heaaat...!"
  Bret! Cras!
  Ujung tongkat Pangeran dari Kegelapan langsung menyambar, menghantam semua senjata prajurit. Lalu tongkatnya terus menyapu ke arah dada dan leher.
  "Aaa...!"
  "Heh?! "
 
  ***
 
  Ki Sapta Wiguna dan Ki Karmapala terkesiap. Mereka seperti kecolongan. Sebab sekali Pangeran dari Kegelapan mengamuk, maka sekitar tujuh prajurit kerajaan tewas dalam keadaan mengerikan.
  "Bangsat…!" maki Ki Karmapala, langsung melompat menerjang.
  Bet! Wuk!
  Tombak Ki Karmapala membabat deras ke arah laki-laki gembel itu. Namun, Pangeran dari Kegelapan menyambutnya dengan tenang. Bahkan sedikit pun tidak merasa kerepotan. Malah setelah Ki Sapta Wiguna ikut membantu saudara seperguruannya, tetap saja tidak mampu mendesak.
  "Paman, biarkan aku ikut membantu...!" teriak seseorang, seraya ikut menyerang Pangeran dari Kegelapan.
  "Ah, Raden Samparan! Kenapa repot- repot tu-run tangan segala? Serahkan saja bangsat ini ke-pada kami!" seru Ki Sapta Wiguna ketika melihat siapa yang telah membantu.
  "Tanganku sudah gatal ingin menghukumnya. Aku sama sekali tidak bermaksud merendahkan kemampuan Paman berdua!" sahut laki-laki berusia sekitar tiga puluh tahun itu lantang.
  "Raden! Ini bisa membahayakan diri Raden scndiri...!" ujar Ki Karmapala.
  "Tidak, Paman. Aku bisa menjaga diri!" sahut Raden Samparan mantap.
  Kedua orang tua itu tidak bisa berbuat apa-apa lagi, melihat kenekatan Raden Samparan. Meski tahu kalau Raden S

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423


<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>