Cerita Silat | Tarian Liar Naga Sakti | by Marshall | Tarian Liar Naga Sakti | Cersil Sakti | Tarian Liar Naga Sakti pdf
Cersil Wiro Sableng 85 - Wasiat Sang Ratu Pendekar Rajawali Sakti - 157. Dendam Pendekar-Pendekar Gila Cersil Wiro Sableng 89 - Geger di Pangandaran Pendekar Rajawali Sakti - 158. Pasukan Alis Kuning Pendekar Rajawali Sakti - Penyair Maut
BENGKAUW Tionggoan ….. Siangkoan
Giok Lian ……”
Dan mendengar nama Siangkoan Giok Lian yang akan
maju, dengan segera terdengar suara menggelegar
menyambut namanya, siapa lagi jika bukan
kebanyakan dari anak buah Bengkauw Tionggoan ….?
Tetapi, selain mereka, banyak juga Jago Tionggoan
lain yang bertepuk tangan karena sudah mengenal
kehebatan Nona dari Bengkauw ini. Terutama sejak
memberangus Thian Liong Pang sampai pada pibu di
Lam Hay Bun. Tak heran jika suasana berubah ramai.
Tetapi keramaian itu diputus oleh Siangkoan Tek yang
kemudian gentian memandang ke arah Asha Vahista.
Setelah beberapa saat memandang, terdengar
kemudian tokoh Bengkauw Tionggoan itu berkata:
”Dan sekarang, kami mempersilahkan pihak
Bengkauw Persia untuk juga menentukan jagonya
pada BABAK KEDUA ini …..”
Tak menunggu lama Asha Vahista sudah berkata
setelah terlebih dahulu memandang ke kursi pihaknya
dan mengedipi Topeng Merah:
”Muridku TOPENG MERAH akan mewakili kami …….”
Dan tak lama kemudian di panggung sudah
bertambah dua orang, Siangkoan Giok Lian dari
Bengkauw Tionggoan melawan Topeng Merah dari
Bengkauw Persia. Maka babak ini benar-benar adalah
Babak BENGKAUW TIONGGOAN melawan BENGKAUW
PERSIA. Sekejap semua suara berubah hening,
termasuk suara kelompok Bengkauw Persia yang
bersorak menyemangati Topeng Merah barusan ………
sepertinya semua sadar jika babak ini adalah babak
yang sangat menegangkan. Inilah babak Bengkauw
Persia melawan Bengkauw Tionggoan yang
sesungguhnya. Siapa yang akan menang? Entahlah,
sulit menduga dan menetapkan siapa yang akan
keluar sebagai pemenang dari pibu yang diikuti jago-
jago hebat ini.
Terlihat masing-masing Duta Agung dan Asha Vahista
berbicara singkat kepada jago masing-masing. Tidak
lama waktu yang mereka perlukan, karena beberapa
saat kemudian terlihat Duta Agung Kiang Ceng Liong
melompat kembali ke tempat duduknya dan
kemudian juga diikuti oleh Asha Vahista.
”Apa yang engkau sampaikan kepadanya Duta Agung
……”? terdengar Tek Hoat berbisik kepada Ceng Liong
ketika sang Duta Agung sudah duduk kembali di
kursinya begitu turun dari panggung.
”Aku memintanya percaya diri, karena kelihatannya
Lian Moi akan mampu memenangi Babak Kedua ini
…….. engkau tenanglah Hoat te ……”
”Baik ….. baik ….. akupun percaya …..”
Di panggung, Siangkoan Tek terlihat sudah
merampungkan tugasnya. Dan diumumkan jika
TOPENG MERAH akan menggunakan senjata, yakni
gelang-gelang kecil yang terdapat di kedua
lengannya. Jumlahnya terlihat cukup banyak.
Sementara Siangkoan Giok Lian memutuskan untuk
menggunakan PEDANG LEMAS, atau Pedang Sabuk
Naga yang melilit pinggangnya jika memang sangat
diperlukan. Dengan demikian keduanya sudah saling
memberitahu apa yang bisa dan mungkin mereka
lakukan jika dibutuhkan ….. Seperti diketahui, di
pinggang Giok Lian terdapat atau melilit Sabuk Naga
yang sejatinya adalah Pedang Sabuk Naga. Sehari-
harinya memang terlilit erat di pinggangnya, namun
dapat dipergunakan sebagai sebuah Pedang Yang
Tajam ketika dialiri dengan kekuatan iweekang Giok
Lian.
Ketika berhadapan, terlihatlah betapa perbedaan
tinggi Giok Lian dengan si Topeng Merah cukup
mencolok. Tinggi Giok Lian hanya sampai sebahu dari
si Topeng Merah yang terlihat jangkung sedikit
melengkung. Tetapi, tidak terlihat rasa jeri dan takut
di wajah Giok Lian meski lawan secara fisik lebih
tinggi dan bahkan juga lebih besar dibandingkan
dengan dirinya. Sebaliknya Jago Perempuan
Bengkauw Tionggoan itu terlihat penuh percaya diri,
sangat tenang dan menghadapi lawannya tanpa rasa
takut sedikitpun. Rambutnya panjang sudah diikat ke
belakang dan kini bersiap menghadapi musuh
hebatnya dari Persia. Keduanya saling diam membisu
dan memang sejak tadi Topeng Merah tidak bersuara,
karena berbeda dengan Topeng Hitam yang masih
bisa sedikit berbahasa Tionggoan, maka Topeng Merah
sama sekali tidak paham.
Setelah sekian lama saling menimbang kekuatan
lawan, tiba-tiba Topeng Merah mulai membuka
serangan. Nampaknya tidak jauh berbeda dengan
Topeng Hitam, si Topeng Merah ini juga membekal
kekuatan fisik yang hebat selain juga kecepatan.
Maklum, tubuh yang tinggi besar memang pasti
memiliki potensi lebih besar dalam menampung dan
memperkuat kekuatan fisik. Karena itu, Topeng Merah
ini mengutamakan kekuatan fisiknya dalam pibu
sekali ini. Tetapi dorongan tenaganya sudah pasti
sama dengan Topeng Hitam, yakni menggunakan
hawa iweekang Sam Hwee Sian Sinkang (Tenaga
Sakti 3 Dewa Api). Maka kekuatan panas kembali
memenuhi arena tempur yang kini dilakukan oleh dua
jago yang berbeda ……
Cersil Wiro Sableng 85 - Wasiat Sang Ratu Pendekar Rajawali Sakti - 157. Dendam Pendekar-Pendekar Gila Cersil Wiro Sableng 89 - Geger di Pangandaran Pendekar Rajawali Sakti - 158. Pasukan Alis Kuning Pendekar Rajawali Sakti - Penyair Maut
BENGKAUW Tionggoan ….. Siangkoan
Giok Lian ……”
Dan mendengar nama Siangkoan Giok Lian yang akan
maju, dengan segera terdengar suara menggelegar
menyambut namanya, siapa lagi jika bukan
kebanyakan dari anak buah Bengkauw Tionggoan ….?
Tetapi, selain mereka, banyak juga Jago Tionggoan
lain yang bertepuk tangan karena sudah mengenal
kehebatan Nona dari Bengkauw ini. Terutama sejak
memberangus Thian Liong Pang sampai pada pibu di
Lam Hay Bun. Tak heran jika suasana berubah ramai.
Tetapi keramaian itu diputus oleh Siangkoan Tek yang
kemudian gentian memandang ke arah Asha Vahista.
Setelah beberapa saat memandang, terdengar
kemudian tokoh Bengkauw Tionggoan itu berkata:
”Dan sekarang, kami mempersilahkan pihak
Bengkauw Persia untuk juga menentukan jagonya
pada BABAK KEDUA ini …..”
Tak menunggu lama Asha Vahista sudah berkata
setelah terlebih dahulu memandang ke kursi pihaknya
dan mengedipi Topeng Merah:
”Muridku TOPENG MERAH akan mewakili kami …….”
Dan tak lama kemudian di panggung sudah
bertambah dua orang, Siangkoan Giok Lian dari
Bengkauw Tionggoan melawan Topeng Merah dari
Bengkauw Persia. Maka babak ini benar-benar adalah
Babak BENGKAUW TIONGGOAN melawan BENGKAUW
PERSIA. Sekejap semua suara berubah hening,
termasuk suara kelompok Bengkauw Persia yang
bersorak menyemangati Topeng Merah barusan ………
sepertinya semua sadar jika babak ini adalah babak
yang sangat menegangkan. Inilah babak Bengkauw
Persia melawan Bengkauw Tionggoan yang
sesungguhnya. Siapa yang akan menang? Entahlah,
sulit menduga dan menetapkan siapa yang akan
keluar sebagai pemenang dari pibu yang diikuti jago-
jago hebat ini.
Terlihat masing-masing Duta Agung dan Asha Vahista
berbicara singkat kepada jago masing-masing. Tidak
lama waktu yang mereka perlukan, karena beberapa
saat kemudian terlihat Duta Agung Kiang Ceng Liong
melompat kembali ke tempat duduknya dan
kemudian juga diikuti oleh Asha Vahista.
”Apa yang engkau sampaikan kepadanya Duta Agung
……”? terdengar Tek Hoat berbisik kepada Ceng Liong
ketika sang Duta Agung sudah duduk kembali di
kursinya begitu turun dari panggung.
”Aku memintanya percaya diri, karena kelihatannya
Lian Moi akan mampu memenangi Babak Kedua ini
…….. engkau tenanglah Hoat te ……”
”Baik ….. baik ….. akupun percaya …..”
Di panggung, Siangkoan Tek terlihat sudah
merampungkan tugasnya. Dan diumumkan jika
TOPENG MERAH akan menggunakan senjata, yakni
gelang-gelang kecil yang terdapat di kedua
lengannya. Jumlahnya terlihat cukup banyak.
Sementara Siangkoan Giok Lian memutuskan untuk
menggunakan PEDANG LEMAS, atau Pedang Sabuk
Naga yang melilit pinggangnya jika memang sangat
diperlukan. Dengan demikian keduanya sudah saling
memberitahu apa yang bisa dan mungkin mereka
lakukan jika dibutuhkan ….. Seperti diketahui, di
pinggang Giok Lian terdapat atau melilit Sabuk Naga
yang sejatinya adalah Pedang Sabuk Naga. Sehari-
harinya memang terlilit erat di pinggangnya, namun
dapat dipergunakan sebagai sebuah Pedang Yang
Tajam ketika dialiri dengan kekuatan iweekang Giok
Lian.
Ketika berhadapan, terlihatlah betapa perbedaan
tinggi Giok Lian dengan si Topeng Merah cukup
mencolok. Tinggi Giok Lian hanya sampai sebahu dari
si Topeng Merah yang terlihat jangkung sedikit
melengkung. Tetapi, tidak terlihat rasa jeri dan takut
di wajah Giok Lian meski lawan secara fisik lebih
tinggi dan bahkan juga lebih besar dibandingkan
dengan dirinya. Sebaliknya Jago Perempuan
Bengkauw Tionggoan itu terlihat penuh percaya diri,
sangat tenang dan menghadapi lawannya tanpa rasa
takut sedikitpun. Rambutnya panjang sudah diikat ke
belakang dan kini bersiap menghadapi musuh
hebatnya dari Persia. Keduanya saling diam membisu
dan memang sejak tadi Topeng Merah tidak bersuara,
karena berbeda dengan Topeng Hitam yang masih
bisa sedikit berbahasa Tionggoan, maka Topeng Merah
sama sekali tidak paham.
Setelah sekian lama saling menimbang kekuatan
lawan, tiba-tiba Topeng Merah mulai membuka
serangan. Nampaknya tidak jauh berbeda dengan
Topeng Hitam, si Topeng Merah ini juga membekal
kekuatan fisik yang hebat selain juga kecepatan.
Maklum, tubuh yang tinggi besar memang pasti
memiliki potensi lebih besar dalam menampung dan
memperkuat kekuatan fisik. Karena itu, Topeng Merah
ini mengutamakan kekuatan fisiknya dalam pibu
sekali ini. Tetapi dorongan tenaganya sudah pasti
sama dengan Topeng Hitam, yakni menggunakan
hawa iweekang Sam Hwee Sian Sinkang (Tenaga
Sakti 3 Dewa Api). Maka kekuatan panas kembali
memenuhi arena tempur yang kini dilakukan oleh dua
jago yang berbeda ……