Cerita Silat | Tarian Liar Naga Sakti | by Marshall | Tarian Liar Naga Sakti | Cersil Sakti | Tarian Liar Naga Sakti pdf
Percy Jackson & The Olympians - Dewi Olimpian Terakhir - The Last Olympian The Demigod Files - Buku Pendamping Percy Mockingjay - The Hunger Games Ratu Berlian - by Sidney Sheldon A Painted House (Rumah Bercat Putih) - John Grisham
Dan begitu kemudian yang dilakukan Giok Hong. Keesokan harinya dia menyerahkan tanda kepercayaan kepada Hu Pangcu Kie Giok Tong untuk mengatur Kim Ciam Pay. Dan diapun kemudian kembali keluar berkelana dengan missi yang jelas bagi Kim Ciam Pay, memburu dan menghukum para pengkhianat.
Sementara itu, Nenek Un Lan Ciu selama beberapa hari terakhir terlihat sibuk sendiri dengan urusannya bersama Raj Badur. Entah kesibukan apa gerangan yang dikerjakan mereka berdua. Yang pasti terlihat sibuk melakukan sesuatu, termasuk bercakap-cakap dengan seorang perempuan tua yang lama membantu di Kim Ciam Pay. Dan kemudian setelah lewat 3 hari sejak kepergian Giok Hong, sebagaimana perjanjiannya merka waktu itu, maka Nenek Un Lan Cui bersama Kakek Raj Badur pun kemudian pergi menyusul Giok Hong.
Mereka berdua memutuskan untuk langsung menuju Pek Houw San, rumah atau tepatnya Gua persembunyian Nenek Un Lan Cui selama beberapa tahun belakangan sebelum bertemu kembali dengan Raj Badur suaminya dan Giok Hong.
Kembali mengembara, Giok Hong memutuskan untuk tidak mengenakan symbol symbol Kim Ciam Pay, tetapi tetap sebagai Siangkoan Giok Hong, dara yang gemar berbaju putih sebelum menjadi Pangcu Kim Ciam Pay.
Tetapi, betapa terkejutnya Giok Hong ketika pada hari kedua dia tiba dan makan siang di sebuah restoran di kota Yang Co, dia mendengar kabar yang sangat menyentak: “Benar-benar kelewatan Kim Ciam Pay itu …… masak seorang Ciangbudjin Kun Lun Pay yang terkenal baik dan murah hati juga sampai dibunuh mereka? Ada rencana apakah gerangan dibalik pembunuhan itu ….”? “Benar-benar gila dan hebat. Dunia Persilatan benar-benar akan kembali guncang, apalagi karena sekarang ini pihak Kun Lun Pay sudah berhasil mengumpulkan para pendekar dan jagoan di daerah Barat untuk ikut dalam upaya membumihanguskan dan menghukum Kim Ciam Pay ……"
“Tapi, konon Pangcu Kim Ciam Pay adalah seorang perempuan muda yang cantik jelita dan berkepandaian sangat tinggi. Mungkinkah dia sanggup memimpin Kim Ciam Pay melawan serangan para pendekar sekali ini ……”? “Dengan bergabungnya pihak Thian San Pay, maka bisa dipastikan Kim Ciam Pay akan mengalami kerugian besar jika benar terjadi bentrokan. Untungnya, pergerakan para pendekar konon masih tertahan karena menunggu ditemukannya Markas Rahasia Kim Ciam Pay. Memang sejauh ini rencana penyerbuan sudah cukup matang dan siap untuk bergerak, tetapi sayangnya markas Kim Ciam Pay ditemukan sudah dalam keadaan kosong dan sudah ditinggalkan para penghuninya ……"
Demikian “tetangga” sebelah kanan di meja makan Giok Hong asyik berbincang tanpa menyadari jika tokoh utama Kim Ciam Pay justru sedang menyadap percakapan mereka berempat. Ketika makanan pesanan Giok Hong datang, dengan terpaksa Giok Hong terhenti sebentar mendengarkan percakapan mereka dan meladeni pelayanan yang mengantarkan makanannya. Tetapi, percakapan di meja sebelah juga terhenti karena mereka harus menyantap makanan yang tersedia. Informasi yang meski singkat namun jelas, membuat Giok hong tergetar. KIM CIAM PAY membunuh Ciangbudjin Kun Lun Pay? astaga, ini benar-benar berita yang sangat mencengangkan dan berarti merupakan bahaya besar bagi Kim Ciam Pay. Apalagi karena persekutuan pendekar kini benar-benar sudah mengarah ke Kim Ciam Pay. Untung saja Markas Kim Ciam Pay sudah dipindahkan ke tempat lain yang sangat rahasia dan tersmebunyi dengan hanya satu jalan masuk melalui jalan rahasia di markas lama.
Tetapi, Giok Hong berpikir lebih jauh: “sampai kapan Kim Ciam Pay bersembunyi seperti tikus dalam liang …..”? Keadaan ini sungguh merisaukan Giok Hong dan karena itu dia memutuskan untuk segera menemukan Hu Pangcunya yang beberapa waktu lalu diberinya tugas melakukan penyelidikan. Dalam keadaan seperti itu, tiba- tiba Giok Hong beroleh akal …… dengan segera dia menghabiskan makanannya dan kemudian berlalu dari restoran dan di tengah jalan yang cukup ramai berlalu lalang demiukian banyaknya manusia, dia mencari-cari orang.
Tidak lama, Giok Hong menemukan orang yang dicarinya. Kelompok pengemis yang merupakan anggota Kaypang. Sebagai sumoy dari Kim Ciam Sinkay (bekas Pangcu Kaypang generasi sebelumnya), sudah tentu Giok Hong dibekali alat pengenal Pangcu Kaypang sebelumnya tersebut. Karena itu, ketika bertemu para pengemis itu, Giok Hong segera melambai dan menyerahkan kim pay yang diberikan Kim Ciam Sinkay kepadanya. Luar biasa, dalam waktu yang cepat, mata si pengemis terbelalak dan kemudian berkata kepada Giok Hong: “Niocu pemegang kim pay utama, silahkan mengikuti kami ……"
Setelah berkata demikian, ketiga pengemis Kaypang itupun berlalu dengan tergesa-gesa. Berlalunya mereka secara tergesa, diikuti dengan lirikan mata curiga 3 pasang mata, juga tentunya dengan keheranan dan rasa penasaran yang tebal. Orang-orang itupun memilih menguntit kemana Giok Hong mengikuti ketiga pengemis itu pergi. Dan tak lama kemudian Giok Hong bersama ketiga Pengemis itupun tiba di pinggir kota Yang Co sebelah timur, di tepi sungai yang tidak seberapa lebar yang mengalir masuk ke Kota Yang Co. Di tepi sungai itu, terdapat sebuah lokasi khusus yang sepertinya kerap dipergunakan kaum Kaypang untuk bertemu atau melakukan rapat kilat. Setiba disana, dengan cepat ketiga orang yang tadi berjalan di depan Giok Hong segera memberi hormat dan berkata dengan suara tergetar, kaget dan menghormat: “Memberi hormat kepada pemegang Kim Pay utama Kaypang ……."
Giok Hong terkejut. Tetapi tidak menjadi gugup. Dengan cepat, sebagaimana basa-basi dikalangan kaum persilatan diapun berkata: “Sudahlah, bangkitlah ……."
“Bolehkah kami mengetahui dengan siapa kami berhadapan ….”? tanya si pengemis tertua yang berlutut di tengah, dengan diapit oleh kedua kawannya yang kelihatan lebih muda usianya dibandingkan dengannya.
Pengemis itupun seperti menjadi pemimpin bagi kedua kawannya yang usianya masih lebih muda itu. Dan yang penting, si pengemis sepertinya berkedudukan lumayan di kota Yang Co.
“Hmmmmm, Siangkoan Giok Hong, sute dari yang mulia Kim Ciam Sinkay (Pegemis Sakti Jarum Emas), Pangcu Kaypang generasi sebelumnya ….” Sambil berkata demikian Siangkoan Giok Hong bergerak dan mengerahkan tenaga untuk membantu membangunkan ketiga pengemis yang berlutut dihadapannya itu.
“Accchhhhh, maafkan kami kurang mengenal Siangkoan Niocu ... mohon maaf. Apakah ada sesuatu yang dapat kami bantu …..”? “Aku membutuhkan kabar mengenai persekutuan pendekar yang hendak menyerbu Kim Ciam Pay, dan mencari kabar mengenai seorang bernama Su Bu Pin. Dapatkah kalian membantuku ….”? “Nona Siangkoan …. mengenai kabar penyerbuan Kim Ciam Pay, pihak Kaypang sudah menerima perintah untuk menahan diri karena ada sesuatu yang aneh dengan kehadiran Kim Ciam Pay sekarang ini. Karena itu, tak ada satupun tokoh Kaypang yang bergabung di Kun Lun San untuk menyerbu markas Kim Ciam Pay.
Konon, keputusan untuk menyerbu itu diambil setelah Ciangbudjin Kun Lun Pay ditemukan tewas dengan Kim Ciam di samping tubuhnya. Bahkan keesokan harinya, 2 orang pendekar lainnya ditemukan tewas dengan cara yang lebih kurang sama. Jika serbuan ratusan pendekar itu masih belum dilakukan, lebih dikarenakan markas Kim Ciam Pay sudah dipindahkan entah kemana. Sampai sekarang sudah berkumpul lebih 300 orang di Kun Lun San dan siap bergerak menyerbu. Sedangkan untuk urusan yang lain, yakni mengenai seseorang yang bernama Su Bu Pin, biarlah kami akan mengupayakan sedapat mungkin untuk dapat mencari jejaknya Nona ……"
“Ach, begitu rupanya. Tapi, apakah sudah dipastikan bahwa Kim Ciam Pay yang membunuh CIangbudjin Kun Lun Pay ….”? “Disitulah keanehannya Nona …… hanya berbekal pengetahuan bahwa ada KIM CIAM disamping mayat Ciangbudjin, maka tuduhan sudah dilontarkan. Bahkan, mereka tidak menunggu kedatangan Duta Agung sekalipun, hal yang membuat pihak Thian San Pay sudah menarik semua jago-jagonya ……."
“Acchhhhh, ada kejadian seperti itu …..? sampai pihak Thian San Pay memilih untuk menarik semua jagonya dari persekutuan para pendekar …”? “Benar Nona …… karena pada dasarnya, Tik Hong Peng Tayhiap masih mengakui dan memperlakukan Duta Agung Lembah Pualam Hijau sebagai salah satu GURU atau orang yang sangat dia hormati …… padahal, di daerah Barat ini, Ciangbudjin Thian San Pay itu terhitung jago yang paling disegani ….."
Kini mengertilah Giok Hong dan sedikit banyak hatinya terasa “manis” karena musuh Kim Ciam Pay berkurang gara-gara seorang bernama KIANG CENG LIONG. Orang yang sebenarnya adalah suaminya sendiri tetapi yang sedapat mungkin dihindarinya karena satu dan lain hal.
“Adakah perkembangan lain yang menurut kalian sangat penting di sekitar daerah ini dalam beberapa waktu belakangan ….”? “Ada Nona, bahkan menurut kami Kaypang urusan ini justru masih jauh lebih serius. Tetapi, sungguh sangat disayangkan, kawan-kawan perguruan lain ternyata lebih memilih mengurusi persoalan dengan Kim Ciam Pay dan mengacuhkan fakta betapa semakin banyak jago-jago asing yang masuk membanjir di daerah Barat ini, baik di Sinkiang maupun di Provinsi Ceng Hay. Konon, jago-jago asing yang berkeliaran itu malah memiliki kepandaian yang sangat luar biasa dan entah apa maksud mereka untuk masuk dan berkeliaran di sini ….."
“Apakah belum ketahuan apa mau mereka …..”? “masih sulit untuk ditetapkan, tetapi konon hari-hari terakhir ini pada muncul jago-jago dari Persia atau bahkan tepatnya Bengkauw Persia yang kerjaan mereka selalu memaki-maki Bengkauw Tionggoan. Juga terlihat tokoh-tokoh sepuh daerah Sinkiang yang sebenarnya sudah puluhan tahun menyepi, belum lagi jago-jago daerah Thian Tok dan Nepal. Informasi ini sudah kami sampaikan ke Kaypang Pusat dan juga ke Bengkauw, dan konon dalam waktu dekat akan datang tokoh dari sana untuk memantau keadaan disini ….."
“Hmmmm, apakah kalian juga tahu dibagian mana mereka gerangan, jago-jago asing itu paling sering munculkan diri …..”? “Mereka paling banyak dan paling sering muncul di perbatasan Sinkiang dan Ceng Hay, dan konon berpangkalan di Pek Liong Pay ……."
“Baiklah, jika memang begitu keadaannya, maka aku akan mencoba menyelidiki jangan-jangan ada sesuatu yang berbahaya yang mereka rencanakan …..” Giok Hong memutuskan dan diam-diam kagum dengan Kakek Raj Badur yang mencium adanya gerakan yang tidak biasa.
“Kami akan menyampaikan pesan apa jika pada akhirnya kami dapat ber
Percy Jackson & The Olympians - Dewi Olimpian Terakhir - The Last Olympian The Demigod Files - Buku Pendamping Percy Mockingjay - The Hunger Games Ratu Berlian - by Sidney Sheldon A Painted House (Rumah Bercat Putih) - John Grisham
Dan begitu kemudian yang dilakukan Giok Hong. Keesokan harinya dia menyerahkan tanda kepercayaan kepada Hu Pangcu Kie Giok Tong untuk mengatur Kim Ciam Pay. Dan diapun kemudian kembali keluar berkelana dengan missi yang jelas bagi Kim Ciam Pay, memburu dan menghukum para pengkhianat.
Sementara itu, Nenek Un Lan Ciu selama beberapa hari terakhir terlihat sibuk sendiri dengan urusannya bersama Raj Badur. Entah kesibukan apa gerangan yang dikerjakan mereka berdua. Yang pasti terlihat sibuk melakukan sesuatu, termasuk bercakap-cakap dengan seorang perempuan tua yang lama membantu di Kim Ciam Pay. Dan kemudian setelah lewat 3 hari sejak kepergian Giok Hong, sebagaimana perjanjiannya merka waktu itu, maka Nenek Un Lan Cui bersama Kakek Raj Badur pun kemudian pergi menyusul Giok Hong.
Mereka berdua memutuskan untuk langsung menuju Pek Houw San, rumah atau tepatnya Gua persembunyian Nenek Un Lan Cui selama beberapa tahun belakangan sebelum bertemu kembali dengan Raj Badur suaminya dan Giok Hong.
Kembali mengembara, Giok Hong memutuskan untuk tidak mengenakan symbol symbol Kim Ciam Pay, tetapi tetap sebagai Siangkoan Giok Hong, dara yang gemar berbaju putih sebelum menjadi Pangcu Kim Ciam Pay.
Tetapi, betapa terkejutnya Giok Hong ketika pada hari kedua dia tiba dan makan siang di sebuah restoran di kota Yang Co, dia mendengar kabar yang sangat menyentak: “Benar-benar kelewatan Kim Ciam Pay itu …… masak seorang Ciangbudjin Kun Lun Pay yang terkenal baik dan murah hati juga sampai dibunuh mereka? Ada rencana apakah gerangan dibalik pembunuhan itu ….”? “Benar-benar gila dan hebat. Dunia Persilatan benar-benar akan kembali guncang, apalagi karena sekarang ini pihak Kun Lun Pay sudah berhasil mengumpulkan para pendekar dan jagoan di daerah Barat untuk ikut dalam upaya membumihanguskan dan menghukum Kim Ciam Pay ……"
“Tapi, konon Pangcu Kim Ciam Pay adalah seorang perempuan muda yang cantik jelita dan berkepandaian sangat tinggi. Mungkinkah dia sanggup memimpin Kim Ciam Pay melawan serangan para pendekar sekali ini ……”? “Dengan bergabungnya pihak Thian San Pay, maka bisa dipastikan Kim Ciam Pay akan mengalami kerugian besar jika benar terjadi bentrokan. Untungnya, pergerakan para pendekar konon masih tertahan karena menunggu ditemukannya Markas Rahasia Kim Ciam Pay. Memang sejauh ini rencana penyerbuan sudah cukup matang dan siap untuk bergerak, tetapi sayangnya markas Kim Ciam Pay ditemukan sudah dalam keadaan kosong dan sudah ditinggalkan para penghuninya ……"
Demikian “tetangga” sebelah kanan di meja makan Giok Hong asyik berbincang tanpa menyadari jika tokoh utama Kim Ciam Pay justru sedang menyadap percakapan mereka berempat. Ketika makanan pesanan Giok Hong datang, dengan terpaksa Giok Hong terhenti sebentar mendengarkan percakapan mereka dan meladeni pelayanan yang mengantarkan makanannya. Tetapi, percakapan di meja sebelah juga terhenti karena mereka harus menyantap makanan yang tersedia. Informasi yang meski singkat namun jelas, membuat Giok hong tergetar. KIM CIAM PAY membunuh Ciangbudjin Kun Lun Pay? astaga, ini benar-benar berita yang sangat mencengangkan dan berarti merupakan bahaya besar bagi Kim Ciam Pay. Apalagi karena persekutuan pendekar kini benar-benar sudah mengarah ke Kim Ciam Pay. Untung saja Markas Kim Ciam Pay sudah dipindahkan ke tempat lain yang sangat rahasia dan tersmebunyi dengan hanya satu jalan masuk melalui jalan rahasia di markas lama.
Tetapi, Giok Hong berpikir lebih jauh: “sampai kapan Kim Ciam Pay bersembunyi seperti tikus dalam liang …..”? Keadaan ini sungguh merisaukan Giok Hong dan karena itu dia memutuskan untuk segera menemukan Hu Pangcunya yang beberapa waktu lalu diberinya tugas melakukan penyelidikan. Dalam keadaan seperti itu, tiba- tiba Giok Hong beroleh akal …… dengan segera dia menghabiskan makanannya dan kemudian berlalu dari restoran dan di tengah jalan yang cukup ramai berlalu lalang demiukian banyaknya manusia, dia mencari-cari orang.
Tidak lama, Giok Hong menemukan orang yang dicarinya. Kelompok pengemis yang merupakan anggota Kaypang. Sebagai sumoy dari Kim Ciam Sinkay (bekas Pangcu Kaypang generasi sebelumnya), sudah tentu Giok Hong dibekali alat pengenal Pangcu Kaypang sebelumnya tersebut. Karena itu, ketika bertemu para pengemis itu, Giok Hong segera melambai dan menyerahkan kim pay yang diberikan Kim Ciam Sinkay kepadanya. Luar biasa, dalam waktu yang cepat, mata si pengemis terbelalak dan kemudian berkata kepada Giok Hong: “Niocu pemegang kim pay utama, silahkan mengikuti kami ……"
Setelah berkata demikian, ketiga pengemis Kaypang itupun berlalu dengan tergesa-gesa. Berlalunya mereka secara tergesa, diikuti dengan lirikan mata curiga 3 pasang mata, juga tentunya dengan keheranan dan rasa penasaran yang tebal. Orang-orang itupun memilih menguntit kemana Giok Hong mengikuti ketiga pengemis itu pergi. Dan tak lama kemudian Giok Hong bersama ketiga Pengemis itupun tiba di pinggir kota Yang Co sebelah timur, di tepi sungai yang tidak seberapa lebar yang mengalir masuk ke Kota Yang Co. Di tepi sungai itu, terdapat sebuah lokasi khusus yang sepertinya kerap dipergunakan kaum Kaypang untuk bertemu atau melakukan rapat kilat. Setiba disana, dengan cepat ketiga orang yang tadi berjalan di depan Giok Hong segera memberi hormat dan berkata dengan suara tergetar, kaget dan menghormat: “Memberi hormat kepada pemegang Kim Pay utama Kaypang ……."
Giok Hong terkejut. Tetapi tidak menjadi gugup. Dengan cepat, sebagaimana basa-basi dikalangan kaum persilatan diapun berkata: “Sudahlah, bangkitlah ……."
“Bolehkah kami mengetahui dengan siapa kami berhadapan ….”? tanya si pengemis tertua yang berlutut di tengah, dengan diapit oleh kedua kawannya yang kelihatan lebih muda usianya dibandingkan dengannya.
Pengemis itupun seperti menjadi pemimpin bagi kedua kawannya yang usianya masih lebih muda itu. Dan yang penting, si pengemis sepertinya berkedudukan lumayan di kota Yang Co.
“Hmmmmm, Siangkoan Giok Hong, sute dari yang mulia Kim Ciam Sinkay (Pegemis Sakti Jarum Emas), Pangcu Kaypang generasi sebelumnya ….” Sambil berkata demikian Siangkoan Giok Hong bergerak dan mengerahkan tenaga untuk membantu membangunkan ketiga pengemis yang berlutut dihadapannya itu.
“Accchhhhh, maafkan kami kurang mengenal Siangkoan Niocu ... mohon maaf. Apakah ada sesuatu yang dapat kami bantu …..”? “Aku membutuhkan kabar mengenai persekutuan pendekar yang hendak menyerbu Kim Ciam Pay, dan mencari kabar mengenai seorang bernama Su Bu Pin. Dapatkah kalian membantuku ….”? “Nona Siangkoan …. mengenai kabar penyerbuan Kim Ciam Pay, pihak Kaypang sudah menerima perintah untuk menahan diri karena ada sesuatu yang aneh dengan kehadiran Kim Ciam Pay sekarang ini. Karena itu, tak ada satupun tokoh Kaypang yang bergabung di Kun Lun San untuk menyerbu markas Kim Ciam Pay.
Konon, keputusan untuk menyerbu itu diambil setelah Ciangbudjin Kun Lun Pay ditemukan tewas dengan Kim Ciam di samping tubuhnya. Bahkan keesokan harinya, 2 orang pendekar lainnya ditemukan tewas dengan cara yang lebih kurang sama. Jika serbuan ratusan pendekar itu masih belum dilakukan, lebih dikarenakan markas Kim Ciam Pay sudah dipindahkan entah kemana. Sampai sekarang sudah berkumpul lebih 300 orang di Kun Lun San dan siap bergerak menyerbu. Sedangkan untuk urusan yang lain, yakni mengenai seseorang yang bernama Su Bu Pin, biarlah kami akan mengupayakan sedapat mungkin untuk dapat mencari jejaknya Nona ……"
“Ach, begitu rupanya. Tapi, apakah sudah dipastikan bahwa Kim Ciam Pay yang membunuh CIangbudjin Kun Lun Pay ….”? “Disitulah keanehannya Nona …… hanya berbekal pengetahuan bahwa ada KIM CIAM disamping mayat Ciangbudjin, maka tuduhan sudah dilontarkan. Bahkan, mereka tidak menunggu kedatangan Duta Agung sekalipun, hal yang membuat pihak Thian San Pay sudah menarik semua jago-jagonya ……."
“Acchhhhh, ada kejadian seperti itu …..? sampai pihak Thian San Pay memilih untuk menarik semua jagonya dari persekutuan para pendekar …”? “Benar Nona …… karena pada dasarnya, Tik Hong Peng Tayhiap masih mengakui dan memperlakukan Duta Agung Lembah Pualam Hijau sebagai salah satu GURU atau orang yang sangat dia hormati …… padahal, di daerah Barat ini, Ciangbudjin Thian San Pay itu terhitung jago yang paling disegani ….."
Kini mengertilah Giok Hong dan sedikit banyak hatinya terasa “manis” karena musuh Kim Ciam Pay berkurang gara-gara seorang bernama KIANG CENG LIONG. Orang yang sebenarnya adalah suaminya sendiri tetapi yang sedapat mungkin dihindarinya karena satu dan lain hal.
“Adakah perkembangan lain yang menurut kalian sangat penting di sekitar daerah ini dalam beberapa waktu belakangan ….”? “Ada Nona, bahkan menurut kami Kaypang urusan ini justru masih jauh lebih serius. Tetapi, sungguh sangat disayangkan, kawan-kawan perguruan lain ternyata lebih memilih mengurusi persoalan dengan Kim Ciam Pay dan mengacuhkan fakta betapa semakin banyak jago-jago asing yang masuk membanjir di daerah Barat ini, baik di Sinkiang maupun di Provinsi Ceng Hay. Konon, jago-jago asing yang berkeliaran itu malah memiliki kepandaian yang sangat luar biasa dan entah apa maksud mereka untuk masuk dan berkeliaran di sini ….."
“Apakah belum ketahuan apa mau mereka …..”? “masih sulit untuk ditetapkan, tetapi konon hari-hari terakhir ini pada muncul jago-jago dari Persia atau bahkan tepatnya Bengkauw Persia yang kerjaan mereka selalu memaki-maki Bengkauw Tionggoan. Juga terlihat tokoh-tokoh sepuh daerah Sinkiang yang sebenarnya sudah puluhan tahun menyepi, belum lagi jago-jago daerah Thian Tok dan Nepal. Informasi ini sudah kami sampaikan ke Kaypang Pusat dan juga ke Bengkauw, dan konon dalam waktu dekat akan datang tokoh dari sana untuk memantau keadaan disini ….."
“Hmmmm, apakah kalian juga tahu dibagian mana mereka gerangan, jago-jago asing itu paling sering munculkan diri …..”? “Mereka paling banyak dan paling sering muncul di perbatasan Sinkiang dan Ceng Hay, dan konon berpangkalan di Pek Liong Pay ……."
“Baiklah, jika memang begitu keadaannya, maka aku akan mencoba menyelidiki jangan-jangan ada sesuatu yang berbahaya yang mereka rencanakan …..” Giok Hong memutuskan dan diam-diam kagum dengan Kakek Raj Badur yang mencium adanya gerakan yang tidak biasa.
“Kami akan menyampaikan pesan apa jika pada akhirnya kami dapat ber