Cerita Silat | Tarian Liar Naga Sakti | by Marshall | Tarian Liar Naga Sakti | Cersil Sakti | Tarian Liar Naga Sakti pdf
The Fantasy Area Karya Angelia Putri Fiction Karya Angelia Putri Agatha Christie - Skandal Perjamuan Natal Dewi Ular - Perang Gaib Dewi Ular - Musibah Sebuah Kapal
temu dengan Su Bu Pin ….”? “Cukup sampaikan bahwa dia boleh segera pulang, boleh sampaikan bahwa ini berupa perintah dan harus ditaati ….."
“Baiklah Nona …….."
Berpisah dari para pengemis Kaypang, Giok Hong kemudian memutuskan untuk segera menuju ke Sinkiang, tepatnya ke Pek Houw San. Temuan-temuannya selama ini membuat dia yakin jika pihak Kun Lun Pay belum akan turun menyerang. Bukan apa, karena sebetulnya, posisi Markas Kim Ciam Pay saat ini memang sangat rahasia. Tanpa petunjuk orang dalam, mustahil markas itu dapat ditemukan. Markas ini, hanya dia sendiri yang tahu posisinya sebelumnya. Bahkan para pengkhianat Kim Ciam Pay tidak menyadari keberadaan markas rahasia ini, markas asli dari Kim Ciam Pay malahan. Sekarang sudah tentu posisi itu sudah diketahui oleh anak murid lainnya. Dan karena itu, sedapat mungkin dia meminta Su Bu Pin untuk segera balik ke markas dan memperkuat penjagaan disana.
Berjalan sehari-semalam, Giok Hong menghindari jalur ramai, karena dia ingin bertemu dengan Nenek Un Lan Cui dan Kakek Raj Badur terlebih dahulu. Dan dari Sinkiang dia berencana untuk memulai penyelidikannya.
Tetapi, ketika dia tiba di Pek Houw San, dia agak kaget karena menyadari adanya jejak-jejak manusia yang menuju ke Gua tempat tinggal ibu angkatnya itu. Karena ada dua jejak manusia, maka dia berpikir jika Ayah dan Ibu angkatnya sudah terlebih dahulu datang ke Gua tersebut dan ini membuatnya kaget dan kegirangan.
Karena itu, diapun segera melangkah secara berhati-hati dan ingin memberikan kejutan bagi kedua orang dekatnya itu.
Tetapi, belum lagi dia sempat melangkah memasuki pintu masuk Gua Alam Nenek Un Lan Cui, tiba-tiba terdengar letusan yang luar biasa kerasnya: “Blaaaaaaaarrrrrrrrrrrrr ……….."
Dan bersamaan dengan itu, bumi tempatnya berpijak seperti berguncang oleh kerasnya dentuman yang datang dari samping sebelah kirinya. Jaraknya kurang lebih 50 meter dari tempatnya berdiri, dan sebagai akibat letusan tadi, dia melihat beberapa pohon tumbang kekiri dan kekanan dan getaran tadi menghasilkan sebuah lubang yang cukup besar dan menganga masuk kedalam. “Astaga, apakah Ibu dan Ayah Angkat ….”? Desisnya kaget bukan main, karena letusan tadi sungguh-sungguh menggetarkan bumi dan pijakannya. Padahal, jaraknya lumayan jauh, ada sekitar 50 meteran. Tetapi yang membuat Giok Hong heran, ruang-ruang dalam Gua tempat tinggal ibu angkatnya, tidak terdengar adanya reruntuhan ataupun gerakan tanah akibat letusan tadi. Belum lagi Giok Hong mengerti apa yang terjadi, tiba-tiba terdengar suara tawa yang luar biasa, bukan hanya magis, tetapi sangat kuat …. Luar biasa kuatnya malah: “Hikhikhikhikhikhik ………” suara tawa itu mengalun panjang, lama dan benar-benar menggetarkan. Giok Hong sampai harus mengerahkan kekuatannya untuk dapat bertahan dan tidak sampai terluka oleh alunan suara yang luar biasa itu. Tetapi, suara itu terus, terus dan terus saja mengaung dan jelas terdengar menggetarkan hutan dan rimba sekeliling. Suara yang bahkan mengusi k kawanan burung yang kemudian pada beterbangan karena panik dengan suara yang terus membahana dan lama kelamaan memang tidak enak di kuping manusia.
Dan tiba-tiba, suara itupun berhenti. Seiring dengan berhentinya suara itu, tiba-tiba dari lubang perut bumi di sebelah kanan Giok Hong, melejit satu tubuh yang bergerak dengan kelincahan yang luar biasa. Dan tubuh itupun kemudian mendarat dengan lunak dan ringan di hadapan Giok Hong. Keduanya keheranan. Giok Hong heran melihat ada manusia yang demikian aneh dihadapannya, sementara mahluk itupun kaget karena melihat ada seorang gadis muda di pintu masuk Gua. Keduanya saling pandang dalam diam, sekaligus saling ukur kemampuan.
Giok Hong sudah menduga jika tokoh yang muncul dari perut bumi itu adalah seorang perempuan, rambutnya panjang hingga melewati pinggang dan mendekati paha. Tetapi rambut panjang itu terurai dan terlihat tidak terurus, kusam dan kotor. Wajahnya masih terlihat wajah seorang gadis muda, tetapi sinar matanya, taj am menusuk dan hawa sesat kehitaman memancar dari mata itu. Hakekatnya itu bukanlah mata manusia lagi, karena sinarnya sudah sangat berbeda, dingin luar biasa dan mengandung daya mujijat yang sangat kental.
“Siapakah tokoh ini ……”? ini yang muncul di benak Giok Hong karena sadar dia tak mampu menantang dan melawan sinar mata iblis yang mencorong dari kedua belah mata perempuan itu. Pakaiannya, walahualam, awut-awutan dan mesum, sobek disana-sini ………. tetapi, perempuan itu tidak peduli.
“Siapa engkau ……….” Giok Hong tidak melihat mulut perempuan itu bergerak, tahu tahu pertanyaan itu sudah mengaung masuk ke telinganya.
“Dan siapa pula engkau …….”? Menindas rasa takutnya, Giok Hong balik bertanya dan membuat perempuan aneh dihadapannya terhenyak.
Tiba-tiba dari dalam gua melesat dua bayangan tubuh, dan kini mereka berdua seperti menarik nafas panjang memulihkan diri dan kemudian ketika sadar, mereka melihat keadaan yang aneh. Pandangan mereka jadi antara senang, ragu dan marah, tetapi sebagian besar perhatian mereka teraarh kepada si perempuan muda berambut panjang yang juga memandang mereka dengan wajah misterius: “Siapakah engkau ……”? tanya si kakek yang sudah pernah munculkan diri, karena dia adalah Tok-Ih-Ki-Su (Pertapa Baju beracun) Bhopal yang datang bersama seorang kakek lainnya, tinggi besar dan terlihat sangat berwibawa.
“Hmmmmm, kalian berdua sudah menjadi begitu tua …….” terdengar si perempuan aneh berkata dengan suara yang aneh dan seperti tanpa nada-nada kehidupan.
“Haaaaa, engkau mengenal kami …….”? Desis Bhopal kaget “Bhopal, dia adalah Cih Miauw Nio ……..” terdengar suara dari kakek yang satu lagi tenang, mantap dan meyakinkan “Astaga, benarkah ……….”? Sekali ini adalah Bopal yang kaget, masih belum percaya dengan perkataan temannya.
“Hmmmmm, Jijahatu, matamu ternyata masih cukup tajam. Heran jika Bhopal tidak lagi dapat mengenaliku, hikhikhikhik ……"
“Karena engkau bukannya menjadi semakin tua seperti kami berdua, sebaliknya justru menjadi semakin muda"
“Ha ….. benarkah …….”? Perempuan aneh itu kaget mendengar perkataan tokoh yang dipanggilnya Jijahatu dan perlahan dia mengangkat lengannya dan melihat, betapa lengannya bukannya berkeriput, sebaliknya menjadi seperti lengan gadis-gadis yang masih bersuia muda ……..
“Astaga ,……… aku ternyata sudah berhasil ……… hikhikhikhikhik, aku akhirnya berhasil …… hikhikhi aku berhasil …….. hikhikhik …..” suara ketawa perempuan ini seperti bukan tertawa seperti bukan teriakan tetapi seperti juga erangan iblis. Mengerikan dan sungguh mendatangkan rasa seram di hati.
“Kionghi ……. Kionghi, engkau berhasil Miauw Nio ………"
“Hikhikhik, benar, aku berhasil. Sekali ini, aku akan berhasil mengalahkanmu dengan Bhopal, Jijahatu …….
Hikhikhik, aku yakin aku sekarang mampu ……"
“Engkau memang tokoh pertama Sam Sat Giok Bian, Miuw Nio, sejak dahulu kita sudah menyepakati soal itu …….."
“Hikhikhik, tetapi dahulu aku tak mampu mengalahkanmu, engkaupun tak mampu mengalahkanku dan Bhopal …… tetapi sekarang, aku rasa mampu mengalahkan kalian masing-masing ….. hikhikhik ……"
“Aku percaya Miauw Nio, tanpa dicobapun aku percaya engkau mampu. Karena erangan dan teriakanmu tadi tak mampu kami imbangi, iweekangmu entah bagaimana sudah maju sangat jauh, jauh melampaui kami berdua ………"
“Syukurlah jika engkau tahu Jijahatu …….. jika demikian, mulai sekarang kalian harus mengikuti apa yang kuperintahkan ……"
“Pastilah itu Miauw Nio, kita menetapkan bersama dan engkau yang memberi perintah, bukan sesuatu yang berat untuk dikerjakan ……..”, kelihayan Jijahatu nampak dari kalimatnya yang mengambang, tidak menerima seratus persen tetapi tidak juga serta merta menolak seratus persen. Melihat keadaan Miauw Nio, Jijahatu sudah mengerti apa yang telah terjadi.
“Hikhikhikhikhik ……” perempuan itu nampaknya gembira sekali, dan tidak menahan dirinya untuk mengumbar kesenangannya itu.
“Miauw Nio, ada satu yang mesti kita kerjakan saat ini ……."
“Hmmmmmm, apa menurutmu yang harus segera kita lakukan ……”? “Di tengah kita ada musuh yang mengancam kepentingan kita bertiga. Bahkan Bhopal tidak mampu mengalahkannya, dan jika Bhopal tidak mampu, maka akupun pasti tidak mampu, artinya, hanya engkau yang mampu melakukannya ……."
“Siapa yang engkau maksud …… apakah dia …..”? ujar si perempuan aneh sambil menunjuk kearah Giok Hong “Benar, dia seorang tokoh hebat yang selalu menentang kemauan kita. Maka engkau harus turun tangan atas nama kita bertiga karena hanya engkau yang mampu untuk menaklukkan dan mengalahkan dia ……."
“Hikhikhikhik …… engkau benar, engkau benar …….” Sambil berkata demikian, si perempuan aneh yang ternyata adalah Cih Miau Nio, tokoh pertama dari Sam Sat Giok Bian sudah bergerak dengan cepat mengejar Giok Lian.
Belum lagi tangannya tiba, angin serangan yang luar biasa sudah menerpa datang, dan dengan s ebat Giok Hong menangkis serangan itu: “Bresssssssss ………………"
Luar biasa, bentrokan pertama dimana si perempuan aneh bergerak serampangan ternyata mampu mendorong Giok Hong sampai 4-5 langkah ke belakang. Fakta ini bukan hanya mengejutkan Giok Hong, tetapi juga membuat Jijahatu dan Bhopal terkejut setengah mati. Terlebih Bopal, karena dia sudah pernah merasakan bentrokan dan pertempuran dengan Giok Hong yang seimbang dan tidak menghasilkan pemenang, meski pertempuran mereka tidak berlangsung lama.
Giok Hong sendiri langsung paham jika lawannya membekal iweekang yang luar biasa kuat dan hebatnya.
Belum pernah dia terdorong sejauh ini meski baru menggunakan 3,4 bagian tenaga iweekangnya …….
The Fantasy Area Karya Angelia Putri Fiction Karya Angelia Putri Agatha Christie - Skandal Perjamuan Natal Dewi Ular - Perang Gaib Dewi Ular - Musibah Sebuah Kapal
temu dengan Su Bu Pin ….”? “Cukup sampaikan bahwa dia boleh segera pulang, boleh sampaikan bahwa ini berupa perintah dan harus ditaati ….."
“Baiklah Nona …….."
Berpisah dari para pengemis Kaypang, Giok Hong kemudian memutuskan untuk segera menuju ke Sinkiang, tepatnya ke Pek Houw San. Temuan-temuannya selama ini membuat dia yakin jika pihak Kun Lun Pay belum akan turun menyerang. Bukan apa, karena sebetulnya, posisi Markas Kim Ciam Pay saat ini memang sangat rahasia. Tanpa petunjuk orang dalam, mustahil markas itu dapat ditemukan. Markas ini, hanya dia sendiri yang tahu posisinya sebelumnya. Bahkan para pengkhianat Kim Ciam Pay tidak menyadari keberadaan markas rahasia ini, markas asli dari Kim Ciam Pay malahan. Sekarang sudah tentu posisi itu sudah diketahui oleh anak murid lainnya. Dan karena itu, sedapat mungkin dia meminta Su Bu Pin untuk segera balik ke markas dan memperkuat penjagaan disana.
Berjalan sehari-semalam, Giok Hong menghindari jalur ramai, karena dia ingin bertemu dengan Nenek Un Lan Cui dan Kakek Raj Badur terlebih dahulu. Dan dari Sinkiang dia berencana untuk memulai penyelidikannya.
Tetapi, ketika dia tiba di Pek Houw San, dia agak kaget karena menyadari adanya jejak-jejak manusia yang menuju ke Gua tempat tinggal ibu angkatnya itu. Karena ada dua jejak manusia, maka dia berpikir jika Ayah dan Ibu angkatnya sudah terlebih dahulu datang ke Gua tersebut dan ini membuatnya kaget dan kegirangan.
Karena itu, diapun segera melangkah secara berhati-hati dan ingin memberikan kejutan bagi kedua orang dekatnya itu.
Tetapi, belum lagi dia sempat melangkah memasuki pintu masuk Gua Alam Nenek Un Lan Cui, tiba-tiba terdengar letusan yang luar biasa kerasnya: “Blaaaaaaaarrrrrrrrrrrrr ……….."
Dan bersamaan dengan itu, bumi tempatnya berpijak seperti berguncang oleh kerasnya dentuman yang datang dari samping sebelah kirinya. Jaraknya kurang lebih 50 meter dari tempatnya berdiri, dan sebagai akibat letusan tadi, dia melihat beberapa pohon tumbang kekiri dan kekanan dan getaran tadi menghasilkan sebuah lubang yang cukup besar dan menganga masuk kedalam. “Astaga, apakah Ibu dan Ayah Angkat ….”? Desisnya kaget bukan main, karena letusan tadi sungguh-sungguh menggetarkan bumi dan pijakannya. Padahal, jaraknya lumayan jauh, ada sekitar 50 meteran. Tetapi yang membuat Giok Hong heran, ruang-ruang dalam Gua tempat tinggal ibu angkatnya, tidak terdengar adanya reruntuhan ataupun gerakan tanah akibat letusan tadi. Belum lagi Giok Hong mengerti apa yang terjadi, tiba-tiba terdengar suara tawa yang luar biasa, bukan hanya magis, tetapi sangat kuat …. Luar biasa kuatnya malah: “Hikhikhikhikhikhik ………” suara tawa itu mengalun panjang, lama dan benar-benar menggetarkan. Giok Hong sampai harus mengerahkan kekuatannya untuk dapat bertahan dan tidak sampai terluka oleh alunan suara yang luar biasa itu. Tetapi, suara itu terus, terus dan terus saja mengaung dan jelas terdengar menggetarkan hutan dan rimba sekeliling. Suara yang bahkan mengusi k kawanan burung yang kemudian pada beterbangan karena panik dengan suara yang terus membahana dan lama kelamaan memang tidak enak di kuping manusia.
Dan tiba-tiba, suara itupun berhenti. Seiring dengan berhentinya suara itu, tiba-tiba dari lubang perut bumi di sebelah kanan Giok Hong, melejit satu tubuh yang bergerak dengan kelincahan yang luar biasa. Dan tubuh itupun kemudian mendarat dengan lunak dan ringan di hadapan Giok Hong. Keduanya keheranan. Giok Hong heran melihat ada manusia yang demikian aneh dihadapannya, sementara mahluk itupun kaget karena melihat ada seorang gadis muda di pintu masuk Gua. Keduanya saling pandang dalam diam, sekaligus saling ukur kemampuan.
Giok Hong sudah menduga jika tokoh yang muncul dari perut bumi itu adalah seorang perempuan, rambutnya panjang hingga melewati pinggang dan mendekati paha. Tetapi rambut panjang itu terurai dan terlihat tidak terurus, kusam dan kotor. Wajahnya masih terlihat wajah seorang gadis muda, tetapi sinar matanya, taj am menusuk dan hawa sesat kehitaman memancar dari mata itu. Hakekatnya itu bukanlah mata manusia lagi, karena sinarnya sudah sangat berbeda, dingin luar biasa dan mengandung daya mujijat yang sangat kental.
“Siapakah tokoh ini ……”? ini yang muncul di benak Giok Hong karena sadar dia tak mampu menantang dan melawan sinar mata iblis yang mencorong dari kedua belah mata perempuan itu. Pakaiannya, walahualam, awut-awutan dan mesum, sobek disana-sini ………. tetapi, perempuan itu tidak peduli.
“Siapa engkau ……….” Giok Hong tidak melihat mulut perempuan itu bergerak, tahu tahu pertanyaan itu sudah mengaung masuk ke telinganya.
“Dan siapa pula engkau …….”? Menindas rasa takutnya, Giok Hong balik bertanya dan membuat perempuan aneh dihadapannya terhenyak.
Tiba-tiba dari dalam gua melesat dua bayangan tubuh, dan kini mereka berdua seperti menarik nafas panjang memulihkan diri dan kemudian ketika sadar, mereka melihat keadaan yang aneh. Pandangan mereka jadi antara senang, ragu dan marah, tetapi sebagian besar perhatian mereka teraarh kepada si perempuan muda berambut panjang yang juga memandang mereka dengan wajah misterius: “Siapakah engkau ……”? tanya si kakek yang sudah pernah munculkan diri, karena dia adalah Tok-Ih-Ki-Su (Pertapa Baju beracun) Bhopal yang datang bersama seorang kakek lainnya, tinggi besar dan terlihat sangat berwibawa.
“Hmmmmm, kalian berdua sudah menjadi begitu tua …….” terdengar si perempuan aneh berkata dengan suara yang aneh dan seperti tanpa nada-nada kehidupan.
“Haaaaa, engkau mengenal kami …….”? Desis Bhopal kaget “Bhopal, dia adalah Cih Miauw Nio ……..” terdengar suara dari kakek yang satu lagi tenang, mantap dan meyakinkan “Astaga, benarkah ……….”? Sekali ini adalah Bopal yang kaget, masih belum percaya dengan perkataan temannya.
“Hmmmmm, Jijahatu, matamu ternyata masih cukup tajam. Heran jika Bhopal tidak lagi dapat mengenaliku, hikhikhikhik ……"
“Karena engkau bukannya menjadi semakin tua seperti kami berdua, sebaliknya justru menjadi semakin muda"
“Ha ….. benarkah …….”? Perempuan aneh itu kaget mendengar perkataan tokoh yang dipanggilnya Jijahatu dan perlahan dia mengangkat lengannya dan melihat, betapa lengannya bukannya berkeriput, sebaliknya menjadi seperti lengan gadis-gadis yang masih bersuia muda ……..
“Astaga ,……… aku ternyata sudah berhasil ……… hikhikhikhikhik, aku akhirnya berhasil …… hikhikhi aku berhasil …….. hikhikhik …..” suara ketawa perempuan ini seperti bukan tertawa seperti bukan teriakan tetapi seperti juga erangan iblis. Mengerikan dan sungguh mendatangkan rasa seram di hati.
“Kionghi ……. Kionghi, engkau berhasil Miauw Nio ………"
“Hikhikhik, benar, aku berhasil. Sekali ini, aku akan berhasil mengalahkanmu dengan Bhopal, Jijahatu …….
Hikhikhik, aku yakin aku sekarang mampu ……"
“Engkau memang tokoh pertama Sam Sat Giok Bian, Miuw Nio, sejak dahulu kita sudah menyepakati soal itu …….."
“Hikhikhik, tetapi dahulu aku tak mampu mengalahkanmu, engkaupun tak mampu mengalahkanku dan Bhopal …… tetapi sekarang, aku rasa mampu mengalahkan kalian masing-masing ….. hikhikhik ……"
“Aku percaya Miauw Nio, tanpa dicobapun aku percaya engkau mampu. Karena erangan dan teriakanmu tadi tak mampu kami imbangi, iweekangmu entah bagaimana sudah maju sangat jauh, jauh melampaui kami berdua ………"
“Syukurlah jika engkau tahu Jijahatu …….. jika demikian, mulai sekarang kalian harus mengikuti apa yang kuperintahkan ……"
“Pastilah itu Miauw Nio, kita menetapkan bersama dan engkau yang memberi perintah, bukan sesuatu yang berat untuk dikerjakan ……..”, kelihayan Jijahatu nampak dari kalimatnya yang mengambang, tidak menerima seratus persen tetapi tidak juga serta merta menolak seratus persen. Melihat keadaan Miauw Nio, Jijahatu sudah mengerti apa yang telah terjadi.
“Hikhikhikhikhik ……” perempuan itu nampaknya gembira sekali, dan tidak menahan dirinya untuk mengumbar kesenangannya itu.
“Miauw Nio, ada satu yang mesti kita kerjakan saat ini ……."
“Hmmmmmm, apa menurutmu yang harus segera kita lakukan ……”? “Di tengah kita ada musuh yang mengancam kepentingan kita bertiga. Bahkan Bhopal tidak mampu mengalahkannya, dan jika Bhopal tidak mampu, maka akupun pasti tidak mampu, artinya, hanya engkau yang mampu melakukannya ……."
“Siapa yang engkau maksud …… apakah dia …..”? ujar si perempuan aneh sambil menunjuk kearah Giok Hong “Benar, dia seorang tokoh hebat yang selalu menentang kemauan kita. Maka engkau harus turun tangan atas nama kita bertiga karena hanya engkau yang mampu untuk menaklukkan dan mengalahkan dia ……."
“Hikhikhikhik …… engkau benar, engkau benar …….” Sambil berkata demikian, si perempuan aneh yang ternyata adalah Cih Miau Nio, tokoh pertama dari Sam Sat Giok Bian sudah bergerak dengan cepat mengejar Giok Lian.
Belum lagi tangannya tiba, angin serangan yang luar biasa sudah menerpa datang, dan dengan s ebat Giok Hong menangkis serangan itu: “Bresssssssss ………………"
Luar biasa, bentrokan pertama dimana si perempuan aneh bergerak serampangan ternyata mampu mendorong Giok Hong sampai 4-5 langkah ke belakang. Fakta ini bukan hanya mengejutkan Giok Hong, tetapi juga membuat Jijahatu dan Bhopal terkejut setengah mati. Terlebih Bopal, karena dia sudah pernah merasakan bentrokan dan pertempuran dengan Giok Hong yang seimbang dan tidak menghasilkan pemenang, meski pertempuran mereka tidak berlangsung lama.
Giok Hong sendiri langsung paham jika lawannya membekal iweekang yang luar biasa kuat dan hebatnya.
Belum pernah dia terdorong sejauh ini meski baru menggunakan 3,4 bagian tenaga iweekangnya …….